Komparasi: Impor Sendiri vs Pakai Jasa RTS – Banyak orang yang tertarik untuk impor barang dari China ke Indonesia, namun masih bingung apakah lebih baik impor sendiri atau menggunakan jasa ekspedisi berpengalaman seperti RTS. Keduanya memang memungkinkan, tetapi memiliki perbedaan besar dari segi biaya, risiko, hingga kecepatan. Artikel ini akan mengulas secara mendalam agar kamu bisa menentukan pilihan terbaik sesuai kebutuhan bisnismu.

Dengan pemahaman yang tepat, kamu bisa meminimalisir risiko dan memaksimalkan keuntungan dalam bisnis impor. Mari kita bahas secara detail perbedaan antara impor sendiri dengan menggunakan jasa RTS Ekspedisi.

Apa Itu Impor Sendiri?

Impor sendiri artinya kamu mengurus semua proses impor tanpa bantuan ekspedisi pihak ketiga. Mulai dari pembelian barang di supplier China, pengurusan dokumen bea cukai, pembayaran pajak impor, hingga pengiriman barang ke Indonesia. Semua dilakukan mandiri, biasanya dengan pengalaman minim jika masih pemula.

Apa Itu Impor dengan Jasa RTS?

RTS Ekspedisi adalah jasa forwarder dan ekspedisi yang fokus pada impor barang dari China ke Indonesia secara door-to-door. Dengan menggunakan jasa RTS, kamu hanya perlu menyerahkan detail barang dan invoice pembelian, lalu tim RTS yang mengurus dokumen, bea cukai, hingga pengiriman sampai alamatmu.

Perbandingan Impor Sendiri vs Jasa RTS

Aspek	Impor Sendiri	Pakai Jasa RTS
Dokumen	Harus urus sendiri (invoice, packing list, PIB, izin tertentu).	RTS urus semua dokumen, kamu tinggal terima barang.
Biaya	Tampak murah di awal, tapi sering muncul biaya tambahan karena salah prosedur.	Biaya transparan & all-in (sudah termasuk pajak, bea, handling).
Risiko	Barang bisa tertahan di bea cukai, denda, bahkan ditolak masuk.	Risiko minim karena RTS berpengalaman lebih dari 20 tahun.
Waktu	Proses bisa lama karena kurang paham alur impor.	Lebih cepat karena semua proses sudah terstandarisasi.
Kemudahan	Harus belajar dari nol tentang aturan impor.	Mudah, cukup serahkan barang & invoice ke RTS.

Kapan Sebaiknya Impor Sendiri?

• Jika kamu sudah berpengalaman dengan proses impor.
• Jika memiliki tim legal dan logistik yang paham bea cukai.
• Jika volume barang sangat besar (kontainer penuh) dan punya izin khusus.

Kapan Sebaiknya Gunakan Jasa RTS?

• Jika kamu masih pemula dalam impor barang.
• Jika ingin biaya transparan tanpa ada “biaya siluman”.
• Jika ingin barang langsung sampai alamat tanpa ribet urus dokumen.
• Jika ingin minim risiko dan barang cepat sampai.

Studi Kasus: Pemula Impor Tanpa Jasa vs Dengan RTS

Banyak kasus importir pemula mencoba impor sendiri untuk menghemat biaya, namun akhirnya keluar lebih mahal. Misalnya, seorang importir membeli barang elektronik seharga Rp100 juta. Karena salah HS Code, barang tertahan di bea cukai dan kena denda tambahan Rp30 juta. Bahkan butuh waktu lebih dari 2 bulan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Bandingkan dengan importir lain yang menggunakan jasa RTS. Dengan biaya all-in, barang senilai Rp100 juta tersebut langsung sampai ke alamat dalam waktu 25 hari tanpa biaya tambahan. Selisih ini menunjukkan bahwa jasa forwarder berpengalaman seperti RTS bisa lebih menguntungkan, terutama bagi pemula.

Kesimpulan: Mana yang Lebih Untung?

Jika kamu pemain baru dalam impor, menggunakan jasa RTS adalah pilihan terbaik. Semua dokumen, bea cukai, hingga biaya sudah ditangani, sehingga kamu hanya fokus pada penjualan dan pengembangan bisnis. Namun, jika sudah berpengalaman, impor sendiri bisa menjadi opsi asalkan kamu memahami resikonya.

FAQ Seputar Impor Sendiri vs Jasa RTS

Apakah impor sendiri selalu lebih murah?

Tidak selalu. Jika salah prosedur, justru biaya bisa membengkak jauh lebih besar dibanding pakai jasa RTS.

Berapa lama barang sampai dengan RTS?

Umumnya 25–35 hari via laut tergantung rute kapal dan kondisi bea cukai.

Apakah RTS bisa kirim barang dalam jumlah kecil?

Ya, RTS melayani pengiriman baik dalam skala kecil (LCL) maupun besar (FCL).

Bagaimana cara cek biaya impor dengan RTS?

Cukup kirim detail barang dan invoice ke customer service RTS, maka kamu akan mendapat estimasi biaya transparan.