- RTS Ekspedisi
- Dec 3, 2025
- EDUKASI
Menyusun Timeline Impor agar Tidak Telat Produksi – UMKM yang mulai scale-up wajib punya timeline impor yang rapi agar produksi tidak berhenti dan stok tetap aman. Artikel ini membantu Anda memahami setiap detail waktu yang harus diantisipasi.

Pentingnya Timeline Impor untuk Produksi UMKM
Menyusun timeline impor yang tepat menjadi pondasi utama agar proses produksi tidak tersendat. Banyak UMKM yang telat restock bukan karena masalah modal, tetapi karena salah menghitung waktu.
- Meminimalkan risiko kehabisan bahan baku atau stok.
- Menghindari rush order yang biayanya jauh lebih tinggi.
- Memastikan produksi berjalan stabil tanpa downtime.
Dengan timeline yang akurat, Anda bisa menghemat biaya, tenaga, dan menjaga ritme bisnis tetap lancar.
Komponen Waktu yang Wajib Masuk Timeline Impor
Agar timeline impor akurat, pastikan Anda memahami semua komponen waktu dari awal hingga barang tiba di gudang atau pabrik.
- Lead time produksi barang (3–30 hari tergantung kategori).
- Durasi inspeksi jika dilakukan (1–3 hari).
- Waktu konsolidasi jika barang dari banyak supplier.
- Transit pengiriman (udara/laut).
- Proses custom clearance.
Cara Menghitung Lead Time Produksi
Lead time adalah inti dari timeline impor. Anda harus menanyakannya secara detail ke supplier, bukan hanya “sekitar sekian hari”.
- Tanyakan waktu produksi *per batch*.
- Sesuaikan dengan jumlah SKU, warna, atau varian.
- Minta supplier memberikan breakdown mingguan.
Biasanya, barang custom butuh tambahan 7–15 hari. Jangan lupa masukkan buffer time minimal 10%.
Estimasi Waktu Pengiriman Berdasarkan Metode
Pemilihan jalur pengiriman akan sangat mempengaruhi timeline impor. UMKM sering salah estimasi karena hanya menghitung transit time dan lupa proses awal.
- Udara Express: 5–10 hari.
- Udara Ekonomis: 10–18 hari.
- LCL Laut: 20–35 hari.
- FCL Laut: 18–28 hari tergantung rute dan jadwal kapal.
Mengatur Buffer Time agar Tidak Telat Produksi
Buffer adalah “sabuk pengaman” dalam timeline impor. Banyak pengusaha yang mengabaikan bagian ini karena merasa supplier sudah terpercaya.
- Tambahkan 10–20% waktu ekstra dari total timeline.
- Sediakan stok minimal 30% sebagai rolling stock.
- Pastikan ada rencana cadangan untuk SKU yang paling laris.
Contoh Timeline Impor Siap Pakai untuk UMKM
Berikut contoh alur praktis yang paling umum digunakan importir UMKM yang ingin menjaga kelancaran produksi.
- Hari 1–3: Finalisasi PO & DP.
- Hari 4–20: Produksi barang.
- Hari 21–23: QC & inspeksi.
- Hari 24–26: Konsolidasi barang.
- Hari 27–40: Transit udara/laut.
- Hari 41–43: Pickup & masuk gudang produksi.
Tabel Ringkasan Proses
| Tahap | Pelaku | Aktivitas | Hasil |
|---|---|---|---|
| Produksi | Supplier | Memproses pembuatan barang | Barang siap QC |
| Pengiriman | Forwarder | Pickup, konsolidasi, dan transit | Barang tiba di Indonesia |
FAQ Seputar timeline impor
Berapa buffer time ideal untuk impor?
Minimal 10–20% dari total timeline impor.
Apakah timeline impor berbeda untuk setiap kategori produk?
Ya, kategori seperti elektronik atau barang custom punya lead time lebih panjang.
Bagaimana cara tahu waktu produksi supplier akurat?
Minta breakdown detail dan cek riwayat pengiriman supplier sebelumnya.
Apakah konsolidasi supplier mempengaruhi timeline impor?
Ya, semakin banyak supplier, konsolidasi biasanya menambah 2–4 hari.
Kesimpulan
Dengan timeline impor yang rapi, UMKM bisa menghindari telat produksi, menjaga cashflow, dan memastikan bisnis tetap stabil. Hitung setiap tahap, tambahkan buffer, dan gunakan jalur pengiriman yang sesuai kebutuhan.
