Plus Minus Pakai Jasa Forwarder – Dalam dunia impor barang, terutama dari China ke Indonesia, istilah forwarder sudah tidak asing lagi. Banyak importir pemula memilih menggunakan jasa forwarder karena dianggap lebih praktis dan aman. Namun, apakah benar selalu menguntungkan? Artikel ini akan membahas secara lengkap kelebihan (plus) dan kekurangan (minus) menggunakan jasa forwarder, sehingga kamu bisa menimbang pilihan terbaik sesuai kebutuhan bisnismu.

Apa Itu Jasa Forwarder?

Forwarder adalah perusahaan atau pihak ketiga yang mengurus proses logistik dan impor barang dari luar negeri ke Indonesia. Tugasnya mencakup pengurusan dokumen, bea cukai, transportasi laut/udara, hingga pengiriman barang ke alamat importir. Dengan jasa ini, importir tidak perlu repot mengurus detail teknis impor yang rumit.

Kelebihan (Plus) Menggunakan Jasa Forwarder

• Praktis dan Hemat Waktu – Semua urusan dokumen, pajak, dan bea cukai diurus oleh forwarder, sehingga kamu bisa fokus pada bisnis.
• Minim Risiko – Forwarder berpengalaman tahu cara menghindari masalah seperti salah HS Code, barang tertahan, atau denda bea cukai.
• Biaya Transparan – Banyak forwarder menyediakan biaya all-in yang mencakup pajak, handling, dan pengiriman ke alamat.
• Bisa Kirim Skala Kecil – Importir pemula tidak perlu menunggu kontainer penuh. Dengan sistem LCL (Less than Container Load), barang kecil pun bisa diimpor.
• Tracking dan Layanan Konsultasi – Forwarder seperti RTS menyediakan layanan tracking dan konsultasi gratis untuk membantu pemula.

Kekurangan (Minus) Menggunakan Jasa Forwarder

• Biaya Lebih Tinggi Dibanding Impor Sendiri – Karena ada jasa pihak ketiga, biaya jasa forwarder biasanya lebih mahal daripada impor sendiri (jika kamu sudah ahli).
• Bergantung pada Forwarder – Kualitas layanan sangat tergantung reputasi forwarder. Jika salah pilih, bisa menimbulkan kerugian.
• Kurang Cocok untuk Skala Besar – Jika sudah punya izin impor resmi dan volume barang kontainer penuh, impor mandiri bisa lebih efisien.

Contoh Kasus Nyata

Seorang importir pemula membeli barang elektronik senilai Rp50 juta dari China. Ia mencoba impor sendiri untuk menghemat biaya, tapi salah HS Code menyebabkan barang tertahan di bea cukai dan kena denda Rp10 juta. Prosesnya memakan waktu 2 bulan. Bandingkan dengan importir lain yang menggunakan jasa forwarder RTS: dengan biaya all-in Rp12 juta, barang sampai dalam 30 hari tanpa kendala. Hasilnya, importir yang pakai forwarder bisa segera menjual produknya, sedangkan yang impor sendiri malah rugi waktu dan biaya.

Tips Memilih Jasa Forwarder yang Tepat

1. Cek legalitas dan pengalaman forwarder.
2. Pilih forwarder dengan biaya transparan (tidak ada biaya siluman).
3. Pastikan ada layanan tracking barang.
4. Coba konsultasi awal untuk menilai respons dan profesionalitas.
5. Baca testimoni pelanggan sebelumnya.

Kesimpulan

Menggunakan jasa forwarder seperti RTS sangat membantu pemula dan pebisnis yang ingin praktis, cepat, dan minim risiko dalam impor barang dari China. Namun, bagi importir berpengalaman dengan volume besar, impor mandiri bisa menjadi opsi. Intinya, pilihlah sesuai kebutuhan dan pertimbangan biaya vs kenyamanan.

FAQ Seputar Jasa Forwarder

Apakah semua barang bisa dikirim lewat forwarder?

Tidak. Barang lartas (larangan dan pembatasan) tetap memerlukan izin khusus dari instansi terkait.

Berapa lama pengiriman dari China dengan jasa forwarder?

Biasanya 25–35 hari via laut, tergantung rute kapal dan kondisi bea cukai.

Apakah forwarder lebih cocok untuk pemula?

Ya, karena forwarder mengurus dokumen dan bea cukai, sehingga pemula tidak repot.

Bagaimana cara hitung biaya jasa forwarder?

Umumnya dihitung per CBM (cubic meter) dengan biaya all-in termasuk pajak dan handling. RTS, misalnya, memberikan estimasi transparan di awal.