- RTS Ekspedisi
- Dec 4, 2025
- EDUKASI
Standar QC Internasional untuk Barang Impor UMKM – Panduan lengkap mengenai standar QC internasional barang impor yang wajib diterapkan UMKM agar kualitas produk lebih konsisten, minim komplain, dan proses jualan semakin lancar.

Mengapa Standar QC Internasional Penting untuk UMKM?
Banyak UMKM yang mulai impor dari China, Vietnam, atau negara lain tanpa memahami pentingnya Quality Control (QC). Padahal, penerapan standar QC internasional barang impor dapat mengurangi risiko kerugian hingga 70%—baik kerugian dari cacat produksi, kesalahan ukuran, warna tidak sesuai sample, maupun packing yang kurang aman.
Alasan UMKM wajib menerapkan QC:
- Menghindari produk cacat yang menurunkan rating toko.
- Mengurangi biaya retur dan komplain pelanggan.
- Memastikan supplier mematuhi spesifikasi produksi.
- Meningkatkan daya saing di marketplace.
Tanpa QC, bisnis impor ibarat membeli produk secara “buta”, karena tidak ada jaminan bahwa barang yang dikirim pabrik 100% sesuai dengan kesepakatan.
Jenis-jenis Standar QC Internasional
Ada beberapa standar QC internasional yang umum dipakai industri global, dan UMKM bisa menerapkannya meski dalam skala kecil. Berikut standar yang paling banyak digunakan:
- AQL (Acceptable Quality Limit): Metode untuk menentukan jumlah defect maksimal yang masih bisa diterima.
- ISO 2859: Standar sampling plan internasional yang memeriksa batch barang secara acak.
- Pre-Production Inspection (PPI): QC sebelum proses produksi dimulai.
- During Production Inspection (DPI): QC saat produksi berjalan agar kesalahan tidak berulang.
- Pre-Shipment Inspection (PSI): QC final sebelum barang dikirim.
- Container Loading Supervision (CLS): QC saat barang dimasukkan ke kontainer atau truk.
Dengan menerapkan metode tersebut, UMKM tidak perlu menunggu barang tiba di Indonesia untuk mengetahui kualitas sebenarnya.
AQL: Standar QC yang Wajib Dipahami UMKM
AQL adalah standar QC paling populer di dunia. Untuk standar QC internasional barang impor, AQL menentukan batas defect yang masih bisa diterima dalam sebuah produksi. Semakin ketat nilai AQL yang dipilih, semakin kecil toleransi cacatnya.
- AQL 2.5 → standar umum untuk produk non-elektronik.
- AQL 1.5 → untuk produk premium dengan kualitas ketat.
- AQL 0.65 → untuk barang medical grade atau produk risiko tinggi.
Contoh gampangnya: jika kamu pesan 1.000 unit barang dengan AQL 2.5, hanya sekitar 20–30 unit yang boleh cacat. Jika lebih dari itu, pabrik wajib memperbaiki atau memproduksi ulang.
Proses QC yang Harus Dilakukan Pabrik & Buyer
Dalam praktik impor, QC tidak hanya tugas pabrik, tetapi juga tanggung jawab buyer untuk memastikan spesifikasi dipatuhi. Berikut alur QC yang benar:
- 1. QC sebelum produksi: pengecekan material, warna, dan tooling.
- 2. QC saat produksi berjalan: sampling untuk memastikan hasil konsisten.
- 3. QC sebelum pengiriman: inspeksi 100% visual + tes fungsi.
- 4. QC saat loading: memastikan barang tidak dipaksa masuk sehingga rusak.
UMKM yang mengabaikan langkah-langkah tersebut biasanya mengalami masalah seperti ukuran tidak presisi, warna beda batch, atau packing seadanya.
Checklist QC Lengkap untuk Barang Impor UMKM
Berikut checklist QC yang seharusnya dilakukan pada hampir semua kategori produk:
- Pemeriksaan dimensi produk.
- Pengecekan warna dan finishing sesuai sample.
- Pemeriksaan fungsi dasar (khusus elektronik & mekanis).
- Pengecekan material dan kekuatan struktur.
- Pengecekan label, barcode, dan instruction manual.
- Packing aman: bubble wrap, double wall box, corner protector.
- Foto & video dokumentasi minimal 20–40 file.
Checklist ini membantu UMKM memastikan tidak ada detail penting yang terlewat.
Kesalahan QC yang Paling Sering Dilakukan Importir
Banyak UMKM yang masih melakukan kesalahan fatal saat impor. Kesalahan ini sebetulnya bisa dihindari jika mengikuti standar QC internasional barang impor sejak awal.
- Tidak memberikan sample fisik ke pabrik.
- Hanya mengandalkan foto dari supplier.
- Tidak melakukan inspeksi produksi.
- Menerima barang tanpa dokumentasi QC lengkap.
- Memilih packing murah untuk menghemat biaya.
Kesalahan kecil seperti ini bisa membuat kamu rugi jutaan rupiah per pengiriman.
Contoh Implementasi QC oleh RTS untuk UMKM
RTS menerapkan sistem QC bertingkat untuk memastikan barang impor UMKM aman dan sesuai standar internasional. Dengan pendekatan ini, importir tidak perlu khawatir barang datang dalam kondisi cacat atau rusak.
- QC foto dan video dengan pencahayaan studio.
- Pengecekan ukuran presisi menggunakan alat ukur.
- Packing tambahan jika dianggap kurang aman.
- Inspeksi ulang untuk barang fragile atau premium.
- Pelaporan QC real-time ke pelanggan.
Banyak UMKM melaporkan penurunan komplain lebih dari 60% setelah menerapkan QC profesional.
Tabel Ringkasan Proses
| Tahap | Pelaku | Aktivitas | Hasil |
|---|---|---|---|
| QC Sebelum Produksi | Pabrik | Cek material & warna | Standar dasar terpenuhi |
| QC Pre-Shipment | Tim QC | Inspeksi final 20–100 sampel | Barang lolos standar internasional |
FAQ Seputar standar QC internasional barang impor
Apa standar QC yang paling umum digunakan?
AQL adalah standar QC internasional paling populer untuk mengukur toleransi defect.
Apakah UMKM wajib melakukan QC?
Sangat wajib, terutama untuk produk yang rawan cacat seperti elektronik atau furniture.
Siapa yang bertanggung jawab terhadap QC?
Pabrik melakukan QC dasar, buyer melakukan QC final, atau bisa menggunakan bantuan pihak ketiga.
Apakah RTS menyediakan layanan QC?
Ya, RTS menyediakan QC foto, video, hingga packing tambahan.
Kesimpulan
Penerapan standar QC internasional barang impor adalah kunci mengurangi kerugian UMKM. Dengan QC yang baik, produk lebih konsisten, komplain berkurang, dan profit naik. QC bukan biaya tambahan—melainkan investasi kualitas.
Jika setelah membaca Anda membutuhkan bantuan layanan profesional, kunjungi situs utama kami di RTS Ekspedisi. Dengan pengalaman menangani door to door dari gudang China hingga Indonesia, kami siap menjadi partner tepercaya untuk pengiriman Anda. Selamat belajar dan semoga blog ini menjadi rujukan utama Anda dalam dunia impor
